Wednesday, December 12, 2012

Rumah kami yang kecil tempat kami tinggal
halamannya pun kecil tempat aku main
senang aku disana tinggal di rumahku
bersama ibu ayah yang ku sayang selalu

Masih ingat salah satu lagu di buku keseniannya waktu SD.

Apa yang terjadi dengan dirinya kini bertolak belakang dengan lagu favoritnya itu. Semakin dewasa rumah semakin asing baginya. Dia yang dulu merasa kalau setiap pintu di rumahnya selalu tersenyum dan terbuka kapan pun dia pulang. Lantai-lantai yang dingin tak pernah marah jika dia selalu memakai alas kaki special berwarna kuning hitam bergambar tokoh kartun idolanya. 

Pohon jambu air yang setiap hari menyambutnya setiap dia mulai memegang batang-batang pohon yang pendek untuk memanjatinya. 

Sudah beberapa lama dia merasakan asing dengan rumahnya, kali ini semakin parah. Sepertinya pintu-pintu kini selalu terkunci. kenapa ? 
Apakah karena halamannya semakin kecil ? Halaman rumahnya memang kini tak sama tapi semakin rimbun karena pohon-pohon pelindung yang dulu ibunya tanam sudah semakin tinggi dan rimbun, juga ada tambahan kursi-kursi dari batang pohon kelapa, atau mungkin karena dia tak bisa lagi bermain petak umpet, ular naga atau lompat karet ? Teman-temannya yang pergi satu persatu, ada yang menjual rumah-rumah mereka lalu saat dia bangun pagi rumah teman-temannya sudah berubah seketika seperti siluman menjadi gedung-gedung berlantai empat. Karena itu kah ? 

Bukan!

yang terjadi adalah semua ruangan di rumah itu terasa membosankan, tak menarik. Lalu bisa apa kalau saudah tak menarik ? 
Semua ruangan sudah terlalu membosankan atau ruangan-ruangan inilah yang sudah bosan melihatnya, setiap hari mondar-mandir. Mungkinkah setiap ruang di rumah itu sudah lelah melihatnya masih berada di rumah itu sedang yang lain sudah beranjak pergi ? 

Atau mungkin semua bayangan tak mengenakkan yang selalu berulang. Setiap dia melangkahkan kakinya di tiap ruangan, kejadian-kejadian yang dulu seperti terulang dan memaksanya untuk menonton tayangan ulangnya, meski dia setengah berlari jika melewati ruangan itu, namun adegan demi adegan menarik-nariknya. 

Seperti kejadian yang baru saja dialaminya. Entah kapan semuanya hilang atau paling tidak, tak ada lagi rasa sakit yang menyertai setiap ingatan itu datang. 

0 comments:

Post a Comment

 
Blog Design By Use Your Imagination Designs All Images from the Welcome Kit by Glenda Ketcham